Hubungan antara resistansi, arus, dan tegangan dalam rangkaian listrik dijelaskan oleh Hukum Ohm, yang merupakan prinsip dasar dalam teori listrik. Hukum ini menyatakan bahwa:
- Tegangan (V) berbanding lurus dengan arus (I) yang mengalir melalui penghantar, dengan resistansi (R) sebagai faktor pengali. Secara matematis, hubungan ini dinyatakan dengan rumus:
- Resistansi (R) berfungsi sebagai penghalang terhadap aliran arus. Jika resistansi tetap, maka:
- Ketika tegangan meningkat, arus juga akan meningkat.
- Ketika tegangan menurun, arus juga akan menurun.
- Sebaliknya, jika tegangan tetap dan resistansi meningkat, maka arus yang mengalir akan berkurang. Dalam hal ini, arus dan resistansi memiliki hubungan berbanding terbalik:
Ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai resistansi, semakin kecil arus yang dapat mengalir untuk tegangan yang sama.
Ilustrasi Konsep
- Pipa Air Analogi: Untuk mempermudah pemahaman, Hukum Ohm sering dianalogikan dengan aliran air dalam pipa:
- Tegangan (V) diibaratkan sebagai perbedaan tinggi air (head) yang mendorong aliran.
- Arus (I) diibaratkan sebagai jumlah air yang mengalir melalui pipa.
- Resistansi (R) diibaratkan sebagai ukuran diameter pipa; pipa yang lebih sempit memiliki resistansi lebih tinggi, sehingga mengurangi aliran air.
cr pict: https://shorturl.at/REf4X