Kamis, 10 Oktober 2024

Published Oktober 10, 2024 by

Hubungan arus listrik dengan Tegangan dan Resistensi Melalui Hukum Ohm

Hukum Ohm adalah prinsip dasar dalam elektronika yang menjelaskan hubungan antara arus listrik, tegangan, dan resistansi dalam suatu rangkaian. Hukum ini dinyatakan oleh George Simon Ohm pada tahun 1826, dan merupakan fondasi penting untuk memahami perilaku listrik.

Hubungan Arus Listrik dengan Tegangan dan Resistansi

Rumus Hukum Ohm: Hukum Ohm dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:V=IRDi mana:
  • V adalah tegangan dalam Volt (V),
  • I adalah arus listrik dalam Ampere (A),
  • R adalah resistansi dalam Ohm (Ω).

Penjelasan Hubungan

  1. Arus dan Tegangan: Menurut hukum Ohm, arus listrik yang mengalir melalui penghantar sebanding dengan tegangan yang diterapkan. Artinya, semakin besar tegangan, semakin besar arus yang mengalir jika resistansi tetap konstan
    2
    3
    5
    .
  2. Arus dan Resistansi: Arus listrik berbanding terbalik dengan resistansi. Ini berarti bahwa jika resistansi meningkat, arus yang mengalir akan berkurang, asalkan tegangan tetap sama
    1
    4
    .
     Sebaliknya, jika resistansi menurun, arus akan meningkat.

Contoh Penerapan

  • Jika sebuah penghantar memiliki tegangan 12 Volt dan resistansi 4 Ohm, maka arus yang mengalir dapat dihitung sebagai berikut:
I=VR=12 V4 =3 A
  • Dalam situasi lain, jika resistansi pada rangkaian diperbesar menjadi 8 Ohm dengan tegangan tetap 12 Volt, maka arus yang mengalir akan menjadi:
I=12 V8 =1.5 A

Kesimpulan

Hukum Ohm menyediakan cara sistematis untuk menghitung dan memahami hubungan antara arus listrik, tegangan, dan resistansi dalam rangkaian listrik. Dengan memanfaatkan hukum ini, insinyur dan teknisi dapat merancang serta menganalisis berbagai perangkat elektronik dan sistem kelistrikan secara efektif.
    email this